Review Film Taare Zameen Par
Film Taare zameen par yang disutradarai oleh Amir khan merupakan film yang dirilis pada 21 desember, 2007. Di film ini mengisahkan seorang anak yang mengalami disleksia ( kesulitan membaca dan menulis). Ihsaan nama tokoh anak di film "Taare zameen par" Mengalami kesulitan membaca dan menulis sehingga dia tidak menyukai sekolah. Setiap pelajaran dirasakan sulit baginya dan ia terus-menerus gagal ujian. Guru dan teman sekelasnya menjadikan Ishaan sebagai bahan penghinaan.
Ihsaan yang selalu berbuat kenakalan dan kekacauan dicap sebagai orang idiot oleh guru dan teman-temannya, dirumah pun ihsaan dituntut untuk hebat setiap pelajaran sebagaimana yang ditunjukkan oleh kakak nya, baik disekolah maupun di rumah tidak ada yang mengerti kondisi psikologis ihsaan.
Karena tidak pernah menunjukkan perubahan yang baik, orang tua Ishaan lalu mengirimnya ke sekolah asrama (boarding school). Di sekolah asrama pun ihsaan mengalami hal yang sama, hanya teman sebangku nya yang dapat memahami sedikit tapi itu tidak berarti apa-apa buat ihsaan.
Belajar yang seharusnya mencerdaskan dan menyenangkan malah membuat keceriaan dan kepercayaan dirinya hilang, bahkan minat melukiskannya ikut di kubur. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu lingkungan sosial seperti guru dan teman sekelas, tapi dalam film ini guru dan teman sekelas ihsaan tidak memberikan semangat dan motivasi belajar kepada ihsaan. Semangat sangat dibutuhkan dalam menuntut ilmu. Dari Abu Hurairah, Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ
“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah pada Allah, dan jangan malas (patah semangat).” (HR. Muslim no. 2664).
Guru malah memberikan tekanan sehingga menghilangkan minat dan motivasi ihsaan yang berpengaruh terhadap proses belajarnya. Berhasil atau tidaknya pendidikan peserta didik tergantung dari proses belajar dan teori psikologi perkembangan saat berada pada lingkungan sekolah atau di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, konsep dasar belajar sangat dibutuhkan oleh pengajar.
Setiap guru harus mampu memahami kondisi psikologis siswanya sehingga mampu menerapkan teori belajar yang sesuai dengan siswanya. Dalam film ini guru ihsaan kebanyakan menggunakan teori belajar behaviorisme dan kognitif yang tidak sesuai dengan kondisi ihsaan yang mengalami disleksia, namun ada satu guru baru yang paham dan menyadari kondisi ihsaan yang bernama Ram Shankar Nikumbh (aamir khan) dan menggunakan teori belajar Kontrukvisme. Yakni dengan cara memberi pendekatan bertahap, menganalisis masalah yang terjadi pada ihsaan dan memberikan motivasi, dorongan, petunjuk yang sesuai dengan masalah psikologis ihsaan
Ihsaan mulai menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya ia merasakan adanya perubahan dalam dirinya, seperti bertambahnya pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan terhadap sesuatu, keterampilan dan lainnya, bisa disebut perubahan intensional. Akhir dari kisah Ishaan dalam Film ini adalah bangkitnya kecintaan Ishaan untuk belajar dan mengejar ketertinggalannya atas bimbingan gurunya, Ram Shankar Nikumb, bahkan ia menjuarai lomba melukis yang diadakan di sekolah itu dan lukisannya dijadikan cover buku tahunan sekolahnya.
Dari film ini, dapat diambil pelajaran bahwasannya setiap anak memiliki tahapan proses yang berbeda dalam menyerap suatu ilmu. Dan tak dapat dipungkiri bahwa setiap anak itu hebat. Mereka memiliki imajinasi, intelegensi dan kemampuannya masing-masing, yang dapat dikembangkan dengan penanganan yang tepat.
Kesalahan belajar di dalam film ini guru tidak memahami karakteristik siswanya malah memberikan tekanan sehingga semangat belajar siswa menurun. Orang tua terlalu menuntut kehebatan dari setiap pelajaran dan sikap anaknya sebagaimana yang ditunjukkan oleh saudaranya.
Terus berkarya bro
BalasHapus